ESDM Selenggarakan APEC Clean Energy Startups Forum
Selasa, 13 Desember 2022 | 17:11 WIB

Foto: Humas ESDM
Hal tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat membuka melalui video conference, gelaran APEC Workshop on Clean Energy Start-Ups Forum "Advancing Market Reach and Business Growth" yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Selasa (13/12).
"Beberapa tahun belakangan ini, konsep 'green growth' telah menjadi topik diskusi anggota ekonomi APEC sebagai jalur pembangunan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. APEC Energy Working Group juga mempromosikan kemajuan energi bersih dan rendah karbon sebagai bagian dari key objective pada APEC Energy Working Group Strategic Plan 2019-2023," ujar Arifin,
Arifin mengatakan bahwa start-up dapat menjadi pelopor bagi generasi muda untuk menunjukkan kontribusi nyata pada sektor energi bersih. Start-up energi bersih hadir dengan berbagai terobosan. Beberapa perusahaan membangun teknologi surya dan angin, serta pembiayaan proyek-proyek tersebut. Sementara start-up yang lain menawarkan baterai yang efisien dan ramah lingkungan, atau mengeksplorasi potensi micro grid untuk memanfaatkan iklim lokal daerah setempat.
"Terdapat ribuan start-up energi terbarukan. Start-up ini perlu berfokus pada teknologi, karena teknologi adalah game changer dalam menciptakan sistem energi yang berkelanjutan. Teknologi adalah kunci transisi energi, dan pada akhirnya untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE). Maka dari itu, kita perlu meningkatkan teknologi seluas-luasnya," tandas Arifin.
Selain itu, Arifin juga mengatakan bahwa inovasi harus selalu didorong dan disebarluaskan. Akses kepada penggunaan dan pemanfaatan teknologi harus dibuat lebih inklusif. Selanjutnya, akses ke teknologi yang terjangkau dan pembiayaan juga harus dieksplorasi secara masif.
Selain itu, ada beberapa teknologi yang akan berperan besar dalam transisi energi di Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat, seperti solar teknologi, termasuk juga sistem integrasi; smart-grid; energy storage; hidrogen; dan kendaraan listrik.
"Indonesia akan membangun 700 Giga Watt (GW) pembangkit EBT, berasal dari energi surya, angin, air, bioenergi, arus laut, panas bumi, dan nuklir. Kami juga akan mengembangkan unit pengolahan dan pemurnian mineral untuk meningkatkan nilai tambah mineral, seperti nikel dan kobalt yang akan dimanfaatkan memproduksi baterai untuk kendaraan dan storage," tutur Arifin.
Arifin juga menyampaikan bahwa start-up energi bersih dan emerging business dipandang sebagai instrumen kunci, yang diharapkan memiliki peran yang penting dalam percepatan pengembangan EBT.
"Saya berharap forum ini dapat menjadi hub dalam merevisi sistem energi kita dan memperkuat kolaborasi dan kerja sama dalam mencapai bisnis start-up energi bersih yang berkelanjutan. Saya juga berharap para stakeholder dalam forum ini dapat menyusun rekomendasi kebijakan untuk mengakselerasi pertumbuhan start-up energi bersih pada APEC economies. Mengaktifkan dan mendukung pertumbuhan start-up akan memajukan sektor energi di Asia Pasifik untuk mencapai target pada tahun 2030," pungkas Arifin.
ARTIKEL TERKAIT

PT KPI Gaungkan Program Desa Energi Berdikari Dalam Forum UNGC Leader Summit
Jumat, 29 September 2023 | 10:49 WIB
IDX Carbon Resmi Diluncurkan, Pertamina Satu-Satunya Penjual Yang Melantai di Pasar Karbon Indonesia
Rabu, 27 September 2023 | 13:20 WIB
Tingkatkan Layanan Contact Center untuk Pelanggan Setia, Pertamina Raih 4 Penghargaan
Rabu, 27 September 2023 | 11:37 WIB
FORDIGI Summit 2023, Pertamina Optimalkan Digitalisasi untuk Capai Target Bisnis
Rabu, 27 September 2023 | 11:23 WIB